Wednesday, February 17, 2016

Perihal Penyakit GRAVES - goiter




Penyakit Graves








Penyakit Graves ialah kumpulan gejala karena pertumbuhan berlebih sel-sel kelenjar gondok (tiroid). Penyakit Graves merupakan penyakit kelebihan hormon tiroid yang paling sering terjadi. Penyakit Graves ditemukan oleh seorang dokter bernama Robert J. Graves pada tahun 1830.
Kelenjar gondok menghasilkan hormon T3 dan T4 yang berfungsi mengatur metabolisme basal tubuh seperti mengatur kehangatan tubuh dan memfasilitasi pembentukan energi untuk kelangsungan hidup sel-sel tubuh. Sedangkan yang terjadi pada penyakit Graves ialah hormon T3 dan T4 yang berlebihan sehingga mengganggu metabolisme tubuh.
Salah satu yang paling mencolok dari penyakit ini ialah matanya yang melotot, namun tidak semua orang dengan mata melotot menderita penyakit Graves maka jangan sesekali anda memberitahu bos yang melotot pada anda bahwa dia menderita penyakit Graves.
Penyakit ini sering dilewatkan oleh orang awam karena gejala awalnya yang kurang nyata bahkan dari pengalaman beberapa penderita ternyata dokternya baru dapat mendiagnosisnya sebagai penyakit Graves setelah pemeriksaan ke sekian kali.
Bila anda mencurigai penyakit Graves maka anda dapat menghubungi dokter umum, dokter spesialis penyakit dalam atau dokter subspesialis endocrinology.
GEJALA DAN TANDA
Gejala dan tanda dari penyakit Graves ialah:
Lemah, letih, lesu
Biasanya penderita sering merasa jantung berdebar-debar kencang dan cepat
Turunnya berat badan yang cepat
Banyak berkeringat
Kulit hangat dan lembab
Biasanya tremor (tangan bergetar terus), lemah otot
Sakit pinggang
Sakit dada
Bengkak
Susah bernafas
Sering buang air besar baik dengan konsistensi kotoran yang normal ataupun diare
Banyak keluar air mata, mata sensitif terhadap cahaya, sakit pada mata, mata yang melotot, penglihatan ganda bahkan kehilangan penglihatan
Sering buang air kecil dan jumlah air seni banyak
Gampang memar
Menstruasi yang tidak teratur, jumlah menstruasi yang berkurang
Payudara laki-laki membesar
Gangguan ereksi
Berkurangnya nafsu birahi
Gelisah, cemas, lekas marah, dan tidak bisa tidur
Tulang gampang patah, osteoporosis
Otot yang mengecil
Kelenjar gondok yang membesar
Kelopak mata yang tertarik
PENYEBAB
Penyebab penyakit Graves ialah autoimun yaitu antibodi tubuh sendiri yang menyerang kelenjar gondok sehingga menghasilkan banyak T3 dan T4 serta menghasilkan komponen radang.
Faktor risiko yang dapat menyebabkan kerentanan menderita penyakit ini ialah :
infeksi,
asupan yodium,
stres,
perempuan,
cedera pada kelenjar gondok,
obat steroid dan racun.
Merokok dapat memperburuk gejala penyakit Graves pada mata.
TERAPI
Terapi penyakit Graves ialah dengan:
Pemberian obat antitiroid thionamide, seperti propylthiouracil, carbimazole, dan methimazole. Pemeriksaan fungsi tiroid dilakukan kembali 3-4 minggu kemudian untuk menilai kemajuan pengobatan. Kebanyakan penderita mencapai kadar tiroid yang normal dalam 6-8 minggu, namun obat tetap dipertahankan dalam dosis rendah hingga 18-24 bulan.
Radioiodine merupakan zat radioaktif yang berfungsi menghancurkan sel kelenjar gondok yang berlebihan.
Operasi untuk mengangkat sebagian atau hampir seluruh dari kelenjar gondok.
KOMPLIKASI
Komplikasi penyakit Graves yang akut ialah terjadinya krisis tirotoksikosis yaitu kambuh dan melonjaknya kadar tiroid yang membahayakan jiwa dengan gejala demam, mengigau, kejang, koma, muntah, diare, dan kuning pada seluruh badan. Kematian biasanya terjadi karena gagal jantung, gangguan irama jantung atau demam tinggi yang tidak bisa diturunkan dengan obat. Komplikasi ini biasanya diawali dengan adanya penyakit berat yang mendadak terjadi (stroke, infeksi, atau trauma), operasi, pengobatan dengan radioiodine.
Penyakit Graves juga dapat menyebabkan komplikasi mata karena kelopak mata yang tertarik sehingga menyebabkan mata kering dan akhirnya kerusakan pada kornea dan bola mata.
Selain itu penyakit Graves juga dapat menyebabkan komplikasi gagal jantung kongestif yaitu jantung tidak dapat memompa cukup darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh, dan tulang menjadi rapuh.
PENCEGAHAN
Pencegahan dari penyakit Graves ialah dengan mencegah faktor risikonya seperti infeksi, asupan yodium secukupnya jangan berlebihan ataupun kekurangan, hindari stres, hindari cedera pada kelenjar gondok, dan hindari obat steroid.
Sumber: hhttp://septianwellys.blogspot.com/2013/06/pengertian-penyakit-graves.html



Graves 3821 views Penyakit Graves adalah gangguan sistem kekebalan tubuh yang mengakibatkan kelebihan produksi hormon tiroid (hipertiroidisme). Jika sejumlah gangguan dapat mengakibatkan hipertiroidisme, maka penyakit Graves adalah penyebab hipertiroidisme yang paling umum. Karena hormon tiroid memengaruhi sejumlah sistem tubuh yang berbeda, tanda dan gejala yang berhubungan dengan penyakit Graves bisa sangat luas dan berpengaruh signifikan terhadap keseluruhan kondisi tubuh anda. Penyakit Graves jarang mengancam jiwa. Meskipun penyakit ini dapat menyerang siapa saja, penyakit Graves lebih sering terjadi pada perempuan dan orang-orang yang berusia di bawah 40 tahun. Tujuan pengobatan difokuskan untuk menghambat produksi hormon tiroid dan mengurangi tingkat keparahan gejala. Gejala Tanda-tanda umum dan gejala penyakit Graves meliputi: • Kecemasan • Iritabilitas • Sulit tidur • Kelelahan • Detak jantung yang cepat atau tidak teratur • Tremor (yang cenderung halus) pada tangan atau jari • Peningkatan keringat atau kulit lembab dan hangat • Sensitivitas terhadap panas • Kehilangan berat badan, meskipun kebiasaan makan tetap normal • Pembesaran kelenjar tiroid (gondok) • Perubahan dalam siklus menstruasi • Disfungsi ereksi atau libido menjadi berkurang • Sering buang air besar atau diare • Mata melotot (ophthalmopathy Graves ) • Kulit yang tebal dan merah biasanya pada tulang kering atau bagian atas kaki (dermopathy Graves) Graves dermopathy Jenis manifestasi yang jarang dari penyakit Graves adalah Graves dermopathy yakni penebalan kulit yang memerah, paling sering terjadi pada tulang kering atau bagian atas kaki anda. Penyebab & Faktor Risiko Penyakit Graves disebabkan oleh terjadi disfungsi pada sistem kekebalan tubuh yang bertugas melawan penyakit. Salah satu respon sistem kekebalan tubuh yang normal adalah produksi antibodi yang dirancang untuk melawan virus, bakteri tertentu atau zat asing lainnya. Pada penyakit Graves - untuk alasan yang tidak dipahami dengan baik - tubuh menghasilkan antibodi untuk melawan protein tertentu pada permukaan sel-sel dalam tiroid, yakni kelenjar hormon yang diproduksi di bagian leher. Biasanya, fungsi tiroid diatur oleh hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar kecil di dasar otak (kelenjar pituitari). Antibodi yang terkait dengan penyakit Graves – yakni antibody thyrotropin reseptor (Trab) - pada dasarnya dapat meniru tindakan hormon pituitari. Oleh karena itu, Trab mengesampingkan regulasi normal dari tiroid dan menghasilkan kelebihan hormon tiroid (hipertiroidisme). Hasil dari hipertiroidisme Hormon tiroid mempengaruhi sejumlah fungsi tubuh, termasuk: • Metabolisme, proses pengolahan nutrisi untuk memproduksi energi bagi sel-sel tubuh • Jantung dan fungsi sistem saraf • Suhu tubuh • Kekuatan otot • Siklus menstruasi Akibatnya, dampak dari penyakit Graves 'mungkin meluas dan mengakibatkan penurunan kualitas hidup secara keseluruhan. Penyebab Ophthalmopathy Graves Penyebab pasti dari ophthalmopathy Graves juga tidak dipahami dengan baik. Namun, nampaknya antibodi yang sama yang dapat menyebabkan disfungsi tiroid mungkin juga memiliki "daya tarik" untuk merusak jaringan sekitar mata. Aktifitas antibodi ini memicu peradangan serta aktivitas sistem kekebalan tubuh lainnya yang menghasilkan tanda-tanda dan gejala ophthalmopathy Graves . Ophthalmopathy Graves sering muncul pada saat yang bersamaan dengan hipertiroid, atau bisa juga muncul beberapa bulan kemudian. Akan tetapi tanda-tanda dan gejala ophthalmopathy dapat muncul beberapa tahun sebelumnya atau tepat sebelum terjadinya hipertiroidisme. Ophthalmopathy Graves juga dapat muncul tanpa adanya (tanpa disertai) hipertiroidisme. Faktor Risiko Meskipun setiap orang dapat mengembangkan penyakit Graves, sejumlah faktor dapat meningkatkan risiko penyakitini. Faktor-faktor risiko tersebutantara lain: • Sejarah keluarga. Karena riwayat keluarga penyakit Graves merupakan faktor risiko yang diketahui, terdapat kemungkinan adanya satu gen atau sekelompok gen yang dapat membuat seseorang lebih rentan terhadap gangguan tersebut. • Gender. Perempuan lebih mungkin mengembangkan penyakit Graves dibandingkan pria. • Usia. Penyakit Graves biasanya berkembang pada orang yang berusia lebih muda dari 40 tahun. • Gangguan autoimun lain. Orang dengan gangguan sistem kekebalan tubuh lainnya, seperti diabetes tipe 1 atau rheumatoid arthritis, memiliki peningkatan risiko. • Stres emosional atau fisik. Peristiwa kehidupan yang penuh stres atau penyakit dapat menjadi pemicu timbulnya penyakit Graves pada orang-orang yang rentan secara genetik. • Kehamilan. Kehamilan atau persalinan yang baru terjadi dapat meningkatkan risiko gangguan, khususnya di kalangan wanita yang rentan secara genetik. • Merokok. Merokok, selain dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, juga meningkatkan risiko penyakit Graves. Tingkat risiko ini terkait dengan jumlah rokok yang dihisap setiap hari - semakin besar jumlahnya, semakin besar pula risikonya. Perokok yang memiliki penyakit Graves juga memiliki peningkatan risiko penyakit Graves ophthalmopathy. Komplikasi Komplikasi dari penyakit Graves dapat berupa: • Komplikasi Kehamilan. Kemungkinan komplikasi dari penyakit Graves selama kehamilan di antaranya kelahiran prematur, disfungsi tiroid janin, pertumbuhan janin yang lemah dan preeklamsia. Preeklamsia adalah suatu kondisi ibu yang mengakibatkan tekanan darah tinggi dan kenaikan jumlah protein dalam urin. • Gangguan hati. Jika tidak diobati, penyakit Graves dapat menyebabkan gangguan detak jantung, perubahan struktur serta fungsi otot-otot jantung, dan ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang mencukupi bagi tubuh (gagal jantung kongestif). • Badai Thyroid. Sebuah komplikasi yang jarang terjadi, tetapi mengancam jiwa adalah penyakit Graves badai tiroid, juga dikenal sebagai hipertiroidisme akselerasi atau krisis tirotoksik. Penyakit ini lebih mungkin terjadi ketika hipertiroidisme yang parah tidak diobati atau tidak mendapatkan pengobatan yang memadai. Kenaikan hormone tiroid secara tiba-tiba dan drastis dapat menghasilkan sejumlah efek, termasuk demam,banyak berkeringat, kebingungan, delirium, kelemahan yang parah, tremor, detak jantung tidak teratur, tekanan darah rendah yang parah, hingga koma. Penyakit badai tiroid memerlukan perawatan darurat. • Tulang rapuh. Hipertiroidisme yang tidak diobati dapat menyebabkan tulang yang lemah dan rapuh (osteoporosis). Kekuatan tulang anda (sebagiannya)tergantung pada jumlah kalsium dan mineral lain yang dikandungnya. Terlalu banyak hormon tiroid dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk memasukkan kalsium ke dalam tulang anda. Kapan Harus ke Dokter ? Sejumlah kondisi medis dapat menyebabkan tanda-tanda dan gejala yang berhubungan dengan penyakit Graves. Temui dokter jika anda menemukan masalah yang berhubungan dengan penyakit Graves untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dan akurat. Cari perawatan darurat jika anda mengalami tanda-tanda dan gejala yang berkaitan dengan jantung, seperti detak jantung yang cepat atau tidak teratur. Gaya Hidup & Perawatan di Rumah Tujuan pengobatan untuk penyakit Graves adalah untuk menghambat produksi hormon tiroid dan untuk memblokir efek dari hormon ini pada tubuh. Beberapa pengobatan yang dapat dilakukan adalah: Terapi Radioaktif Yodium Pada proses terapi ini, anda mengonsumsi yodium radioaktif, atau radioiodine, melalui mulut. Karena tiroid memerlukan yodium untuk menghasilkan hormon, maka diperlukan radioiod, yang berfungsi untuk merusak sel-sel tiroid yang terlalu aktif. Hal ini menyebabkan kelenjar tiroid anda menyusut, dan masalah anda akan berkurang secara bertahap, biasanya selama beberapa minggu sampai beberapa bulan. Terapi radioiodine dapat meningkatkan risiko gejala baru atau gejala yang memburuk dari ophthalmopathy Graves. Efek samping ini biasanya cenderung ringan dan bersifat sementara, tetapi terapi ini mungkin tidak dianjurkan jika anda memiliki masalah mata yang parah. Efek samping lain mungkin termasuk nyeri di leher dan peningkatan hormon tiroid sementara waktu. Pria mungkin mengalami penurunan sementara kadar testosteron. Terapi radioiodine tidak digunakan untuk mengobati wanita hamil atau menyusui. Radioiod yang tidak masuk ke dalam kelenjar tiroid akan diekskresikan dalam urin dan air liur anda. Karena pengobatan ini menyebabkan aktivitas tiroid menjadi menurun, anda mungkin akan memerlukan pengobatan kemudian untuk memasok tubuh anda dengan jumlah normal hormon tiroid. Obat anti-tiroid Obat anti-tiroid obat bekerja dengan memengaruhi penggunaan yodium oleh tiroid untuk menghasilkan hormon. Obat resep anti-tiroid meliputi propylthiouracil dan methimazole (Tapazole). Ketika kedua obat tersebut digunakan secara tersendiri (tidak dikombinasikan), maka kekambuhan hipertiroidisme dapat terjadi di lain waktu. Menggunakan obat ini selama lebih dari satu tahun dapat menghasilkan penyembuhan jangka panjang yang lebih baik. Obat anti-tiroid juga dapat digunakan sebelum atau setelah terapi radioiodine sebagai pengobatan tambahan. Efek samping dari kedua obat ini diantaranya ruam, nyeri sendi, kegagalan hati atau penurunan sel darah putih yang berfungsi melawan penyakit. Methimazole tidak digunakan untuk mengobati wanita hamil karena terdapat risiko cacat lahir pada bayi. Oleh karena itu, propylthiouracil adalah obat anti-tiroid yang lebih cocok digunakan oleh wanita hamil. Beta blockers Obat-obat ini tidak menghambat produksi hormon tiroid, tetapi mereka memblokir efek dari hormon pada tubuh. Mereka dapat memberikan bantuan yang cukup cepat terhadap masalah denyut jantung yang tidak teratur, tremor, kecemasan atau lekas marah, intoleransi panas, berkeringat, diare dan kelemahan otot. Beta blockers di antaranya: • Propranolol (Inderal) • Atenolol (Tenormin) • Metoprolol • Nadolol (Corgard) Beta blockers tidak diresepkan untuk penderita asma, karena obat tersebut dapat memicu serangan asma. Obat ini juga dapat mempersulit perawatan diabetes. Penghentian obat secara tiba-tiba dapat menyebabkan masalah jantung yang serius. Operasi Jika terapi lain tidak dapat dilaksanakan atau belum efektif, anda mungkin memerlukan pembedahan untuk mengangkat tiroid anda (tiroidektomi). Setelah operasi, anda mungkin akan membutuhkan pengobatan untuk memasok tubuh anda dengan jumlah normal dari hormon tiroid. Risiko operasi di antaranya potensi kerusakan pita suara dan kerusakan kelenjar paratiroid, yakni kelenjar kecil yang letaknya berdekatan dengan kelenjar tiroid. Kelenjar paratiroid menghasilkan hormon yang mengontrol tingkat kalsium dalam darah. Komplikasi operasi jarang terjadi jika ditangani oleh seorang ahli bedah berpengalaman dalam operasi tiroid. Mengobati ophthalmopathy Graves Gejala ringan ophthalmopathy Graves dapat diatasi dengan menggunakan obat air mata buatan yang digunakan pada siang hari, dan gel pelumas pada malam hari. Gaya hidup dan pengobatan rumah Jika anda memiliki penyakit Graves, usahakan unutk membuat kondisi kesehatan mental dan fisik anda sebagai prioritas. • Makan dengan baik dan berolahraga. Hal ini dapat meningkatkan perbaikan beberapa gejala saat dirawat dan membantu anda merasa lebih baik secara umum. Misalnya, karena tiroid anda mengendalikan metabolisme, anda mungkin mengalami kecenderungan untuk menambah berat badan saat proses pengobatan hipertiroidisme. Tulang rapuh juga dapat terjadi saat anda memiliki penyakit Graves, dan olahraga angkat beban dapat membantu mempertahankan kepadatan tulang. • Menghilangkan stres sebanyak yang anda bisa. Hal ini sangat membantu, karena stres dapat memicu atau memperburuk penyakit Graves. Mendengarkan musik, mandi air hangat atau berjalan dapat membantu anda rileks dan menempatkan anda dalam kerangka pikiran yang positif. Bekerjasamalah dengan dokter anda untuk menyusun rencana yang menggabungkan pasokan nutrisi yang tepat, olahraga, dan relaksasi ke dalam rutinitas harian anda. Ophthalmopathy Graves Langkah ini dapat membuat mata anda merasa lebih baik jika anda memiliki ophthalmopathy Graves. • Terapkan kompres dingin pada mata anda. Penambahan zat pelembab dapat menenangkan mata anda. • Pakailah kacamata hitam. Ketika mata anda menonjol, mereka lebih rentan terhadap sinar ultraviolet dan lebih sensitif terhadap cahaya terang. Mengenakan kacamata hitam yang juga membungkus sekitar sisi kepala anda akan mengurangi iritasi mata. • Gunakan obat tetes mata (pelumas). Obat tetes mata dapat meredakan sensasi kering dan gatal pada permukaan mata anda. Sebuah gel berbasis parafin seperti Lacri-Lube, dapat diterapkan pada malam hari. • Tinggikan bagian kepala tempat tidur anda. Menjaga kepala anda lebih tinggi dari bagian tubuh lain dpat mengurangi akumulasi cairan di kepala dan dapat meringankan tekanan pada mata anda. Dermopathy Graves Jika penyakit ini memengaruhi kulit anda (dermopathy Graves), gunakan obat krim atau salep yang mengandung hydrocortisone untuk mengurangi pembengkakan dan kemerahan. Selain itu, menggunakan bungkus kompresi pada kaki anda juga dapat membantu

Source: http://www.dokterdigital.com/id/penyakit/310_graves.html
Copyright DokterDigital.com
Graves 3821 views Penyakit Graves adalah gangguan sistem kekebalan tubuh yang mengakibatkan kelebihan produksi hormon tiroid (hipertiroidisme). Jika sejumlah gangguan dapat mengakibatkan hipertiroidisme, maka penyakit Graves adalah penyebab hipertiroidisme yang paling umum. Karena hormon tiroid memengaruhi sejumlah sistem tubuh yang berbeda, tanda dan gejala yang berhubungan dengan penyakit Graves bisa sangat luas dan berpengaruh signifikan terhadap keseluruhan kondisi tubuh anda. Penyakit Graves jarang mengancam jiwa. Meskipun penyakit ini dapat menyerang siapa saja, penyakit Graves lebih sering terjadi pada perempuan dan orang-orang yang berusia di bawah 40 tahun. Tujuan pengobatan difokuskan untuk menghambat produksi hormon tiroid dan mengurangi tingkat keparahan gejala. Gejala Tanda-tanda umum dan gejala penyakit Graves meliputi: • Kecemasan • Iritabilitas • Sulit tidur • Kelelahan • Detak jantung yang cepat atau tidak teratur • Tremor (yang cenderung halus) pada tangan atau jari • Peningkatan keringat atau kulit lembab dan hangat • Sensitivitas terhadap panas • Kehilangan berat badan, meskipun kebiasaan makan tetap normal • Pembesaran kelenjar tiroid (gondok) • Perubahan dalam siklus menstruasi • Disfungsi ereksi atau libido menjadi berkurang • Sering buang air besar atau diare • Mata melotot (ophthalmopathy Graves ) • Kulit yang tebal dan merah biasanya pada tulang kering atau bagian atas kaki (dermopathy Graves) Graves dermopathy Jenis manifestasi yang jarang dari penyakit Graves adalah Graves dermopathy yakni penebalan kulit yang memerah, paling sering terjadi pada tulang kering atau bagian atas kaki anda. Penyebab & Faktor Risiko Penyakit Graves disebabkan oleh terjadi disfungsi pada sistem kekebalan tubuh yang bertugas melawan penyakit. Salah satu respon sistem kekebalan tubuh yang normal adalah produksi antibodi yang dirancang untuk melawan virus, bakteri tertentu atau zat asing lainnya. Pada penyakit Graves - untuk alasan yang tidak dipahami dengan baik - tubuh menghasilkan antibodi untuk melawan protein tertentu pada permukaan sel-sel dalam tiroid, yakni kelenjar hormon yang diproduksi di bagian leher. Biasanya, fungsi tiroid diatur oleh hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar kecil di dasar otak (kelenjar pituitari). Antibodi yang terkait dengan penyakit Graves – yakni antibody thyrotropin reseptor (Trab) - pada dasarnya dapat meniru tindakan hormon pituitari. Oleh karena itu, Trab mengesampingkan regulasi normal dari tiroid dan menghasilkan kelebihan hormon tiroid (hipertiroidisme). Hasil dari hipertiroidisme Hormon tiroid mempengaruhi sejumlah fungsi tubuh, termasuk: • Metabolisme, proses pengolahan nutrisi untuk memproduksi energi bagi sel-sel tubuh • Jantung dan fungsi sistem saraf • Suhu tubuh • Kekuatan otot • Siklus menstruasi Akibatnya, dampak dari penyakit Graves 'mungkin meluas dan mengakibatkan penurunan kualitas hidup secara keseluruhan. Penyebab Ophthalmopathy Graves Penyebab pasti dari ophthalmopathy Graves juga tidak dipahami dengan baik. Namun, nampaknya antibodi yang sama yang dapat menyebabkan disfungsi tiroid mungkin juga memiliki "daya tarik" untuk merusak jaringan sekitar mata. Aktifitas antibodi ini memicu peradangan serta aktivitas sistem kekebalan tubuh lainnya yang menghasilkan tanda-tanda dan gejala ophthalmopathy Graves . Ophthalmopathy Graves sering muncul pada saat yang bersamaan dengan hipertiroid, atau bisa juga muncul beberapa bulan kemudian. Akan tetapi tanda-tanda dan gejala ophthalmopathy dapat muncul beberapa tahun sebelumnya atau tepat sebelum terjadinya hipertiroidisme. Ophthalmopathy Graves juga dapat muncul tanpa adanya (tanpa disertai) hipertiroidisme. Faktor Risiko Meskipun setiap orang dapat mengembangkan penyakit Graves, sejumlah faktor dapat meningkatkan risiko penyakitini. Faktor-faktor risiko tersebutantara lain: • Sejarah keluarga. Karena riwayat keluarga penyakit Graves merupakan faktor risiko yang diketahui, terdapat kemungkinan adanya satu gen atau sekelompok gen yang dapat membuat seseorang lebih rentan terhadap gangguan tersebut. • Gender. Perempuan lebih mungkin mengembangkan penyakit Graves dibandingkan pria. • Usia. Penyakit Graves biasanya berkembang pada orang yang berusia lebih muda dari 40 tahun. • Gangguan autoimun lain. Orang dengan gangguan sistem kekebalan tubuh lainnya, seperti diabetes tipe 1 atau rheumatoid arthritis, memiliki peningkatan risiko. • Stres emosional atau fisik. Peristiwa kehidupan yang penuh stres atau penyakit dapat menjadi pemicu timbulnya penyakit Graves pada orang-orang yang rentan secara genetik. • Kehamilan. Kehamilan atau persalinan yang baru terjadi dapat meningkatkan risiko gangguan, khususnya di kalangan wanita yang rentan secara genetik. • Merokok. Merokok, selain dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, juga meningkatkan risiko penyakit Graves. Tingkat risiko ini terkait dengan jumlah rokok yang dihisap setiap hari - semakin besar jumlahnya, semakin besar pula risikonya. Perokok yang memiliki penyakit Graves juga memiliki peningkatan risiko penyakit Graves ophthalmopathy. Komplikasi Komplikasi dari penyakit Graves dapat berupa: • Komplikasi Kehamilan. Kemungkinan komplikasi dari penyakit Graves selama kehamilan di antaranya kelahiran prematur, disfungsi tiroid janin, pertumbuhan janin yang lemah dan preeklamsia. Preeklamsia adalah suatu kondisi ibu yang mengakibatkan tekanan darah tinggi dan kenaikan jumlah protein dalam urin. • Gangguan hati. Jika tidak diobati, penyakit Graves dapat menyebabkan gangguan detak jantung, perubahan struktur serta fungsi otot-otot jantung, dan ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang mencukupi bagi tubuh (gagal jantung kongestif). • Badai Thyroid. Sebuah komplikasi yang jarang terjadi, tetapi mengancam jiwa adalah penyakit Graves badai tiroid, juga dikenal sebagai hipertiroidisme akselerasi atau krisis tirotoksik. Penyakit ini lebih mungkin terjadi ketika hipertiroidisme yang parah tidak diobati atau tidak mendapatkan pengobatan yang memadai. Kenaikan hormone tiroid secara tiba-tiba dan drastis dapat menghasilkan sejumlah efek, termasuk demam,banyak berkeringat, kebingungan, delirium, kelemahan yang parah, tremor, detak jantung tidak teratur, tekanan darah rendah yang parah, hingga koma. Penyakit badai tiroid memerlukan perawatan darurat. • Tulang rapuh. Hipertiroidisme yang tidak diobati dapat menyebabkan tulang yang lemah dan rapuh (osteoporosis). Kekuatan tulang anda (sebagiannya)tergantung pada jumlah kalsium dan mineral lain yang dikandungnya. Terlalu banyak hormon tiroid dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk memasukkan kalsium ke dalam tulang anda. Kapan Harus ke Dokter ? Sejumlah kondisi medis dapat menyebabkan tanda-tanda dan gejala yang berhubungan dengan penyakit Graves. Temui dokter jika anda menemukan masalah yang berhubungan dengan penyakit Graves untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dan akurat. Cari perawatan darurat jika anda mengalami tanda-tanda dan gejala yang berkaitan dengan jantung, seperti detak jantung yang cepat atau tidak teratur. Gaya Hidup & Perawatan di Rumah Tujuan pengobatan untuk penyakit Graves adalah untuk menghambat produksi hormon tiroid dan untuk memblokir efek dari hormon ini pada tubuh. Beberapa pengobatan yang dapat dilakukan adalah: Terapi Radioaktif Yodium Pada proses terapi ini, anda mengonsumsi yodium radioaktif, atau radioiodine, melalui mulut. Karena tiroid memerlukan yodium untuk menghasilkan hormon, maka diperlukan radioiod, yang berfungsi untuk merusak sel-sel tiroid yang terlalu aktif. Hal ini menyebabkan kelenjar tiroid anda menyusut, dan masalah anda akan berkurang secara bertahap, biasanya selama beberapa minggu sampai beberapa bulan. Terapi radioiodine dapat meningkatkan risiko gejala baru atau gejala yang memburuk dari ophthalmopathy Graves. Efek samping ini biasanya cenderung ringan dan bersifat sementara, tetapi terapi ini mungkin tidak dianjurkan jika anda memiliki masalah mata yang parah. Efek samping lain mungkin termasuk nyeri di leher dan peningkatan hormon tiroid sementara waktu. Pria mungkin mengalami penurunan sementara kadar testosteron. Terapi radioiodine tidak digunakan untuk mengobati wanita hamil atau menyusui. Radioiod yang tidak masuk ke dalam kelenjar tiroid akan diekskresikan dalam urin dan air liur anda. Karena pengobatan ini menyebabkan aktivitas tiroid menjadi menurun, anda mungkin akan memerlukan pengobatan kemudian untuk memasok tubuh anda dengan jumlah normal hormon tiroid. Obat anti-tiroid Obat anti-tiroid obat bekerja dengan memengaruhi penggunaan yodium oleh tiroid untuk menghasilkan hormon. Obat resep anti-tiroid meliputi propylthiouracil dan methimazole (Tapazole). Ketika kedua obat tersebut digunakan secara tersendiri (tidak dikombinasikan), maka kekambuhan hipertiroidisme dapat terjadi di lain waktu. Menggunakan obat ini selama lebih dari satu tahun dapat menghasilkan penyembuhan jangka panjang yang lebih baik. Obat anti-tiroid juga dapat digunakan sebelum atau setelah terapi radioiodine sebagai pengobatan tambahan. Efek samping dari kedua obat ini diantaranya ruam, nyeri sendi, kegagalan hati atau penurunan sel darah putih yang berfungsi melawan penyakit. Methimazole tidak digunakan untuk mengobati wanita hamil karena terdapat risiko cacat lahir pada bayi. Oleh karena itu, propylthiouracil adalah obat anti-tiroid yang lebih cocok digunakan oleh wanita hamil. Beta blockers Obat-obat ini tidak menghambat produksi hormon tiroid, tetapi mereka memblokir efek dari hormon pada tubuh. Mereka dapat memberikan bantuan yang cukup cepat terhadap masalah denyut jantung yang tidak teratur, tremor, kecemasan atau lekas marah, intoleransi panas, berkeringat, diare dan kelemahan otot. Beta blockers di antaranya: • Propranolol (Inderal) • Atenolol (Tenormin) • Metoprolol • Nadolol (Corgard) Beta blockers tidak diresepkan untuk penderita asma, karena obat tersebut dapat memicu serangan asma. Obat ini juga dapat mempersulit perawatan diabetes. Penghentian obat secara tiba-tiba dapat menyebabkan masalah jantung yang serius. Operasi Jika terapi lain tidak dapat dilaksanakan atau belum efektif, anda mungkin memerlukan pembedahan untuk mengangkat tiroid anda (tiroidektomi). Setelah operasi, anda mungkin akan membutuhkan pengobatan untuk memasok tubuh anda dengan jumlah normal dari hormon tiroid. Risiko operasi di antaranya potensi kerusakan pita suara dan kerusakan kelenjar paratiroid, yakni kelenjar kecil yang letaknya berdekatan dengan kelenjar tiroid. Kelenjar paratiroid menghasilkan hormon yang mengontrol tingkat kalsium dalam darah. Komplikasi operasi jarang terjadi jika ditangani oleh seorang ahli bedah berpengalaman dalam operasi tiroid. Mengobati ophthalmopathy Graves Gejala ringan ophthalmopathy Graves dapat diatasi dengan menggunakan obat air mata buatan yang digunakan pada siang hari, dan gel pelumas pada malam hari. Gaya hidup dan pengobatan rumah Jika anda memiliki penyakit Graves, usahakan unutk membuat kondisi kesehatan mental dan fisik anda sebagai prioritas. • Makan dengan baik dan berolahraga. Hal ini dapat meningkatkan perbaikan beberapa gejala saat dirawat dan membantu anda merasa lebih baik secara umum. Misalnya, karena tiroid anda mengendalikan metabolisme, anda mungkin mengalami kecenderungan untuk menambah berat badan saat proses pengobatan hipertiroidisme. Tulang rapuh juga dapat terjadi saat anda memiliki penyakit Graves, dan olahraga angkat beban dapat membantu mempertahankan kepadatan tulang. • Menghilangkan stres sebanyak yang anda bisa. Hal ini sangat membantu, karena stres dapat memicu atau memperburuk penyakit Graves. Mendengarkan musik, mandi air hangat atau berjalan dapat membantu anda rileks dan menempatkan anda dalam kerangka pikiran yang positif. Bekerjasamalah dengan dokter anda untuk menyusun rencana yang menggabungkan pasokan nutrisi yang tepat, olahraga, dan relaksasi ke dalam rutinitas harian anda. Ophthalmopathy Graves Langkah ini dapat membuat mata anda merasa lebih baik jika anda memiliki ophthalmopathy Graves. • Terapkan kompres dingin pada mata anda. Penambahan zat pelembab dapat menenangkan mata anda. • Pakailah kacamata hitam. Ketika mata anda menonjol, mereka lebih rentan terhadap sinar ultraviolet dan lebih sensitif terhadap cahaya terang. Mengenakan kacamata hitam yang juga membungkus sekitar sisi kepala anda akan mengurangi iritasi mata. • Gunakan obat tetes mata (pelumas). Obat tetes mata dapat meredakan sensasi kering dan gatal pada permukaan mata anda. Sebuah gel berbasis parafin seperti Lacri-Lube, dapat diterapkan pada malam hari. • Tinggikan bagian kepala tempat tidur anda. Menjaga kepala anda lebih tinggi dari bagian tubuh lain dpat mengurangi akumulasi cairan di kepala dan dapat meringankan tekanan pada mata anda. Dermopathy Graves Jika penyakit ini memengaruhi kulit anda (dermopathy Graves), gunakan obat krim atau salep yang mengandung hydrocortisone untuk mengurangi pembengkakan dan kemerahan. Selain itu, menggunakan bungkus kompresi pada kaki anda juga dapat membantu.

Source: http://www.dokterdigital.com/id/penyakit/310_graves.html
Copyright DokterDigital.com

No comments: