Lets Drink Coffee
ARABICA..LIBRICA ..ROBUSTA
Kopi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kopi | |
---|---|
Biji kopi yang telah dimasak | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | Plantae |
Ordo: | Gentianales |
Famili: | Rubiaceae |
Upafamili: | Ixoroideae |
Bangsa: | Coffeeae |
Genus: | Coffea |
Tipe spesies | |
Coffea arabica[1] |
Pemrosesan kopi sebelum dapat diminum melalui proses panjang yaitu dari pemanenan biji kopi yang telah matang baik dengan cara mesin maupun dengan tangan [3] kemudian dilakukan pemrosesan biji kopi dan pengeringan sebelum menjadi kopi gelondong. Proses selanjutnya yaitu penyangraian dengan tingkat derajat yang bervariasi. Setelah penyangraian biji kopi digiling atau dihaluskan menjadi bubuk kopi sebelum kopi dapat diminum.[4]
Sejarah mencatat bahwa penemuan kopi sebagai minuman berkhasiat dan berenergi pertama kali ditemukan oleh Bangsa Etiopia di benua Afrika sekitar 3000 tahun (1000 SM) yang lalu.[5] Kopi kemudian terus berkembang hingga saat ini menjadi salah satu minuman paling populer di dunia yang dikonsumsi oleh berbagai kalangan masyarakat.[butuh rujukan] Indonesia sendiri telah mampu memproduksi lebih dari 400 ribu ton kopi per tahunnya.[6] Di samping rasa dan aromanya yang menarik, kopi juga dapat menurunkan risiko terkena penyakit kanker, diabetes, batu empedu, dan berbagai penyakit jantung (kardiovaskuler).[7][8]
Daftar isi
Etimologi
Kata kopi sendiri awalnya berasal dari bahasa Arab: قهوة qahwah yang berarti kekuatan, karena pada awalnya kopi digunakan sebagai makanan berenergi tinggi.[9] Kata qahwah kembali mengalami perubahan menjadi kahveh yang berasal dari bahasa Turki dan kemudian berubah lagi menjadi koffie dalam bahasa Belanda.[butuh rujukan] Penggunaan kata koffie segera diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kata kopi yang dikenal saat ini.[9]Biji kopi
Dari sekian banyak jenis biji kopi yang dijual di pasaran, hanya terdapat 2 jenis varietas utama, yaitu kopi arabika (Coffea arabica) dan robusta (Coffea robusta).[16] Masing-masing jenis kopi ini memiliki keunikannya masing-masing dan pasarnya sendiri.[butuh rujukan]
Biji kopi arabika
Kopi arabika merupakan tipe kopi tradisional dengan cita rasa terbaik.[16] Sebagian besar kopi yang ada dibuat dengan menggunakan biji kopi jenis ini.[butuh rujukan] Kopi ini berasal dari Etiopia dan sekarang telah dibudidayakan di berbagai belahan dunia, mulai dari Amerika Latin, Afrika Tengah, Afrika Timur, India, dan Indonesia.[17] Secara umum, kopi ini tumbuh di negara-negara beriklim tropis atau subtropis.[17] Kopi arabika tumbuh pada ketinggian 600–2000 m di atas permukaan laut.[butuh rujukan] Tanaman ini dapat tumbuh hingga 3 meter bila kondisi lingkungannya baik.[butuh rujukan] Suhu tumbuh optimalnya adalah 18-26oC. Biji kopi yang dihasilkan berukuran cukup kecil dan berwarna hijau hingga merah gelap.[17]
Biji kopi robusta
Kopi robusta pertama kali ditemukan di Kongo pada tahun 1898.[17] Kopi robusta dapat dikatakan sebagai kopi kelas 2, karena rasanya yang lebih pahit, sedikit asam, dan mengandung kafein dalam kadar yang jauh lebih banyak.[butuh rujukan]
Selain itu, cakupan daerah tumbuh kopi robusta lebih luas daripada kopi
arabika yang harus ditumbuhkan pada ketinggian tertentu.[16] Kopi robusta dapat ditumbuhkan dengan ketinggian 800 m di atas permuakaan laut.[butuh rujukan] Selain itu, kopi jenis ini lebih resisten terhadap serangan hama dan penyakit.[butuh rujukan] Hal ini menjadikan kopi robusta lebih murah.[butuh rujukan] Kopi robusta banyak ditumbuhkan di Afrika Barat, Afrika Tengah, Asia Tenggara, dan Amerika Selatan.[17]
Kopi luwak
Jenis kopi yang lain merupakan turunan atau subvarietas dari kopi arabika dan robusta.[butuh rujukan] Biasanya disetiap daerah penghasil kopi memiliki keunikannya masing-masing dan menjadikannya sebagai suatu subvarietas.[butuh rujukan] Salah satu jenis kopi lain yang terkenal adalah kopi luwak asli Indonesia.[18]
Kopi luwak merupakan kopi dengan harga jual tertinggi di dunia.[17] Proses terbentuknya dan rasanya yang sangat unik menjadi alasan utama tingginya harga jual kopi jenis ini.[butuh rujukan] Pada dasarnya, kopi ini merupakan kopi jenis arabika.[butuh rujukan] Biji kopi ini kemudian dimakan oleh luwak atau sejenis musang.[16] Akan tetapi, tidak semua bagian biji kopi ini dapat dicerna oleh hewan ini.[18] Bagian dalam biji ini kemudian akan keluar bersama kotorannya.[butuh rujukan] Karena telah bertahan lama di dalam saluran pencernaan luwak, biji kopi ini telah mengalami fermentasi singkat oleh bakteri alami di dalam perutnya yang memberikan cita rasa tambahan yang unik.[18]
Jenis-jenis minuman kopi
Minuman kopi yang ada saat ini sangatlah beragam jenisnya.[19] Masing-masing jenis kopi yang ada memiliki proses penyajian dan pengolahan yang unik.[butuh rujukan] Berikut ini adalah beberapa contoh minuman kopi yang umum dijumpai:[20]
- Kopi hitam, merupakan hasil ektraksi langsung dari perebusan biji kopi yang disajikan tanpa penambahan perisa apapun.[19]
- Espresso, merupakan kopi yang dibuat dengan mengekstraksi biji kopi menggunakan uap panas pada tekanan tinggi.[20]
- Latte (coffee latte), merupakan sejenis kopi espresso yang ditambahkan susu dengan rasio antara susu dan kopi 3:1.[20]
- Café au lait, serupa dengan caffe latte tetapi menggunakan campuran kopi hitam.[19]
- Caffè macchiato, merupakan kopi espresso yang ditambahkan susu dengan rasio antara kopi dan susu 4:1.[20]
- Cappuccino, merupakan kopi dengan penambahan susu, krim, dan serpihan cokelat.[20]
- Dry cappuccino, merupakan cappuccino dengan sedikit krim dan tanpa susu.[19]
- Frappé, merupakan espresso yang disajikan dingin.[19]
- Kopi instan, berasal dari biji kopi yang dikeringkan dan digranulasi.[20]
- Kopi Irlandia (irish coffee), merupakan kopi yang dicampur dengan wiski.[19]
- Kopi tubruk, kopi asli Indonesia yang dibuat dengan memasak biji kopi bersama dengan gula.[19]
- Melya, sejenis kopi dengan penambahan bubuk cokelat dan madu.[19]
- Kopi moka, serupa dengan cappuccino dan latte, tetapi dengan penambahan sirup cokelat.[20]
- Oleng, kopi khas Thailand yang dimasak dengan jagung, kacang kedelai, dan wijen.[19]
Pembuatan minuman kopi
Kopi akan menjalani serangkaian proses pengolahan yang panjang dari biji kopi untuk menjadi minuman kopi.[20] Berbagai metode pengolahan biji kopi telah dicoba untuk menghasilkan minuman kopi terbaik.[butuh rujukan] Dalam hal ini, proses penanaman juga turut berperan dalam menciptakan cita rasa kopi yang baik.[20]
Pemanenan dan pemisahan cangkang
Tanaman kopi selalu berdaun hijau sepanjang tahun dan berbunga putih.[9] Bunga ini kemudian akan menghasilkan buah yang mirip dengan ceri terbungkus dengan cangkang yang keras.[9] Hasil dari pembuahan di bunga inilah yang disebut dengan biji kopi.[butuh rujukan] Pemanenan biji kopi biasanya dilakukan secara manual dengan tangan.[butuh rujukan] Pada tahap selanjutnya, biji kopi yang telah dipanen ini akan dipisahkan cangkangnya.[20] Terdapat dua metode yang umum dipakai, yaitu dengan pengeringan dan penggilingan dengan mesin.[butuh rujukan] Pada kondisi daerah yang kering biasanya digunakan metode pengeringan langsung di bawah sinar matahari.[20] Setelah kering maka cangkang biji kopi akan lebih mudah untuk dilepaskan.[butuh rujukan] Di Indonesia, biji kopi dikeringkan hingga kadar air tersisa hanya 30-35% [21] Metode lainnya adalah dengan menggunkan mesin.[butuh rujukan] Sebelum digiling, biji kopi biasanya dicuci terlebih dahulu.[butuh rujukan] Saat digiling dalam mesin, biji kopi juga mengalami fermentasi singkat.[20] Metode penggilingan ini cenderung memberikan hasil yang lebih baik daripada metode pengeringan langsung.[20]
Pemanggangan
Setelah dipisahkan dari cangkangnya, biji kopi telah siap untuk masuk ke dalam proses pemanggangan.[20] Proses ini secara langsung dapat meningatkan cita rasa dan warna dari biji kopi. Secara fisik, perubahan biji kopi terlihat dari pengeringan biji dan penurunan bobot secara keseluruhan.[20] Pori-pori di sekeliling permukaan biji pun akan terlihat lebih jelas.[butuh rujukan] Warna cokelat dari biji kopi juga akan terlihat memekat.[20]
Penggilingan
Pada tahap selanjutnya, biji kopi yang telah kering digiling untuk memperbesar luas permukaan biji kopi[20]. Dengan bertambah luasnya permukaan maka ekstraksi akan menjadi lebih efisien dan cepat.[butuh rujukan] Penggilingan yang baik akan menghasilkan rasa, aroma, dan penampilan yang baik.[9] Hasil penggilingan ini harus segera dimasukkan dalam wadah kedap udara agar tidak terjadi perubahan cita rasa kopi.[9]
Seni perebusan
Perebusan merupakan langkah akhir dari pengolahan biji kopi hingga siap dikonsumsi.[butuh rujukan] Untuk menciptakan minuman kopi yang bercita rasa tinggi, perebusan biji kopi harus dilakukan dengan baik dan sempurna.[9] Terdapat banyak variabel dalam perebusan biji kopi, antara lain komposisi biji kopi dan air, ukuran partikel, suhu air yang dipakai, metode, dan waktu perebusan.[9] Kesalahan kecil dalam perebusan kopi dapat menyebabkan penurunan cita rasa.[butuh rujukan] Sebagai contoh, perebusan yang terlalu lama biasanya akan menimbulkan rasa kopi yang terlalu pahit.[9] Oleh karena itu, bukanlah hal yang mudah untuk menyajikan kopi yang baik.[9]
Dekafeinasi
Dekafeinasi atau penghilangan kafein termasuk ke dalam metode tambahan dari keseluruhan proses pengolahan kopi.[20] Dekafeinasi banyak digunakan untuk mengurangi kadar kafein di dalam kopi agar rasanya tidak terlalu pahit.[butuh rujukan] Selain itu, dekafeinasi juga digunakan untuk menekan efek samping dari aktivitas kafein di dalam tubuh.[22] Kopi terdekafeinasi sering dikonsumsi oleh pecandu kopi agar tidak terjadi akumulasi kafein yang berlebihan di dalam tubuh[22]. Proses dekafeinasi dapat dilakukan dengan melarutkan kafein dalam senyawa metilen klorida dan etil asetat.[20]
Kafein
|
Bagian ini mungkin melenceng dari topik artikel ini ke topik artikel lain, Kafeina. Tolong bantu perbaiki bagian ini atau diskusikan di halaman pembicaraannya. |
Sumber | Kandungan Kafein |
---|---|
Secangkir kopi | 85 mg |
Secangkir teh | 35 mg |
Minuman berkarbonasi | 35 mg |
Minuman berenergi | 50 mg |
Jenis Kopi | Kadar |
Kopi instan | 2,8 - 5,0% |
Kopi moka | 1,00% |
Kopi robusta | 1,48% |
Kopi arabika | 1.10 % |
Selama proses pembutan kopi, banyak kafein yang hilang karena rusak ataupun larut dalam air perebusan.[23] Di samping itu, pada beberapa kasus pengurangan kadar kafein justru dilakukan untuk disesuaikan dengan tingkat kesukaan konsumen terhadap rasa pahit dari kopi.[butuh rujukan] Metode yang umum dipakai untuk hal ini adalah Swiss Water Process.[26] Prinsip kerjanya adalah dengan menggunakan uap air panas dan uap untuk mengekstraksi kafein dari dalam biji kopi.[26] Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan pada era ini juga telah memungkinkan implementasi bioteknologi dalam proses pengurangan kadar kafein.[butuh rujukan] Cara ini dilakukan dengan menggunakan senyawa theophylline yang dilekatkan pada bakteri untuk menghancurkan struktur kafein.[23]